Rabu, Juni 15, 2016

Improvisasi Santri

Mengutip al qisah.

Jaman dahulu kala disebuah pesantren ada sayembara dari sang kyai. Para santri yang ikut sayembara dikumpulkan dan diberi sebuah barang, amanat sang kyai tersebut "tolong sembelih ini tapi jangan sampai ada yang tau". Masing2 santri dengan bekal barang yang akan disembelih dan pisau dan diberikan waktu limit sampai sore setelah ashar. Habis subuh semua santri sudah mendapatkan bekalnya dan langsung mencari tempat yang sekiranya tidak ada yang melihat.
Setelah ashar tiba para santri dikumpulkan dan di tanyai 1/1 apa mereka sudah melaksanakan sayembara tersebut???
para santri dengan percaya dirinya memaparkan pengalamannya.
1. Saya Kyai, Saya Abdul ini sudah saya sembelih masuk dalam ruangan yang gelap dan saya yakin tidak ada yang melihat."Kyai" he,,... mmm selanjutnya....
2. Saya Kyai, Saya Ghani ini sudah saya sembelih masuk dalam Sumur dan saya yakin tidak ada yang melihat."Kyai" he,,... mmm selanjutnya....
3. Saya Kyai, Saya Kodir ini sudah saya sembelih masuk dalam Tong yang saya tutup rapat kyai dan saya yakin tidak ada yang melihat."Kyai" he,,... mmm selanjutnya....
4. Saya Kyai, Saya Ghani ini sudah saya sembelih masuk dalam Almari dan saya kunci dari dalam kyai dan saya yakin tidak ada yang melihat."Kyai" he,,... mmm selanjutnya....
5.
6.
7.
dan seterusnya
ada anak yang terakir bernama Rohman dia menunduk lesu dan barang yang disuruh sembelih oleh sang kyai belum dilaksanakannya, kyai bertanya, kenapa tidak kamu sembelih?
habis gimana kyai, mau saya sembelih dimanapun tempat selalu ada yang tau, sampai sore ini saya juga tidak menemukan tempat persembunyian yang sekiranya tidak ada yang tau, maka dari itu barang ini masih utuh belum bisa saya sembelih karena tidak sesuai dengan persyaratan yang kyai berikan.

dari kisah tersebut sudah banyak yang mengetahui bahwa siapa yang Maha Tau itu.



setelah mereka selesai nyantri mereka pulang ke kampung halamannya masing-masing dengan pengajaran oleh seorang 1 kyai dan setiap individu bisa menerjemahkan apa yang disampaikan oleh kyainya menurut akalnya masing-masing. dan menganggap itu yang paling "benar".
ketika ada suatu kabar yang tidak diketahui sendiri, pengetahuannya hanya disampaikan oleh media elektronik dan media masa dari santri2 tersebut pada berdebat seolah-olah pendapat dia itu paling benar, sama seperti kejadian di pesantren waktu sayembara tersebut.

semua merasa benar dengan informasi yang statusnya masih rendah "Jare" dalam ilmu nahwu "Jer" Kedudukannya dibawah ditandai dengan Kasroh. bukan hal yang semestinya dia liat dengan jelas dan gamblang.
Hanya rohman sendiri yang diam dan gak berani bilang itu gimana / bagaiama, dia hanya bisa berdo'a semoga dijauhkan dari fitnah dunia dan akhirat.

Pesan Kyai "PANTASKANLAH DIRIMU UNTUK MEMAKAI KEMULYAAN, JANGAN BERAMBISI UNTUK MENDAPAT KEMULYAAN ITU" Jika kamu pantaskan dirimu untuk kemulyaan niscaya kemulyaan akan mendatangi kamu.



< Astagfirullahal adzim >