Selasa, November 15, 2016

Negri Dagelan

Ora iso turu,akhire nulis

Negri dagelan

Waktu zamannya pewayangan, nilai etika dan estetika selalu di junjung tinggi,
ketika dalam suatu keadaan, maka Negri pewayangan tersebut kompak untuk mengingkari nilai-nilai itu (ntah sadar atau tidak).

Bagong
Gareng
Semar
Petruk

bagong dan petruk beradu untuk memperebutkan siti yang banyak asetnya, mulai aset jiwa dan raganya.
ketika mereka beradu strategi permainan gaplek yang sudah disetujui oleh siti maka mereka mencari pendukung untuk penyemangat permainan mereka.
bagong menunjuk gareng sebagai koalisinya sedangkan petruk membujuk semar untuk mendukungnya. mereka sudah menentukan tanggal dan waktu untuk dimulai permainan gaplek tersebut.
Hari ke9 setelah bulan bulan purnama dan tempat sudah ditentukan yaitu diwarung kopi tengah-tengah pasar.

Mereka sadar atau tidak bahwa permainan gaplek itu dilarang oleh peraturan yang berlaku dipasar itu, tetapi mereka malah menggelar acara itu dikeramaian.
bagong dan petruk bermain dengan asyiknya dan secara spontan pendukung masing-masing kubu ikut menikmati permainan itu, ketika mereka mendekati akhir dari permainan itu ternyata si bagong tau akan posisinya yang sudah tertinggal bahkan bisa dinyatakan kalah,
dia berbisik kepada gareng supaya memancing suasana biar tidak kondusif dan permainan tidak dilanjutkan bair tidak ada hasil akhir (pemenang).
akhirnya Gareng ngatain kepada Semar, Asuuuu..... gara-gara kamu yang keliatan tua maka temanku (Bagong) merasa minder dan posisinya tidak menguntungkan bagi dia.
Sedangkan Semar terpancing oleh ucapan gareng, dia (semar) membalas dengan makian serupa kadang juga menggunakan bahasa lain (gu-guk, dog, kalbun) supaya kelihatan lebih halus seperti dan wibawanya dia.

tanpa sadar mereka jadi tontonan orang-orang dipasar dan siti pun tertawa geli melihat semar yang ditua kan bisa membalas kata-kata kotor si Gareng.

 "Tidak ada pemenang dalam permainan itu, akan tetapi para tokoh melanggar aturan yang sudah ditaati oleh orang umum "
 
  Mereka akhirnya sadar dan harus belajar dari orang pasar untuk tetap bisa taat aturan yang sudah disepakati, walaupun mereka dikagumi oleh orang pasar, sebelum kejadian adu gaplek di pasar tersebut.

Demikian lah sepenggal isi otak yang ingin ditumpahkan dalam bentuk tulisan yang tidak jelas ini.!!!